Senin, 28 Oktober 2013

Bekal Pengantin #2 [Motivasi untuk Menikah]

Bismillahirrahmanirrahim.
Assalamu'alaikum wr.wb ikhwah fillah..

Udah lama ih ga nulis, baru sempet sekarang. Kaifa haluka?? Apa kabar?? Semoga kita selalu senantiasa dalam rahmat dan lindungan Allah ya.

Lanjut pembahasan sebelumnya nih, sub judul sekarang ituuu...

b. Motivasi untuk Menikah
Allah berfirman,
"Mereka adalah pakaian bagimu, dan kamu pun adalah pakaian bagi mereka." (Al-Baqarah:187)

Ustadz Muhammad Quthb dalam tafsir ayat ini berkata, "Sangat mendalam dan indah ungkapan Al-Quran saat menggambarkan ikatan suami istri,". Ungkapan pendek dan tidak panjang, namun sangat indah menggambarkan tentang hubungan tubuh dan hubungan jiwa dalam satu waktu. Sebab, pakaian penting bagi tubuh manusia, sehelaian yang dipakai untuk menutupi tubuh. Pada saat yang sama, pakaian dibuat berdasarkan ukuran tubuh, tidak kurang dan tidak lebih.

Kemudian keduanya adalah penutup; masing-masing menjadi penutup bagi pasangannya. Baik secara fisik, jiwa dan ruh. Tidak ada seorang pun yang lebih menutupi bagi salah seorang dari pasangan suami istri yang begitu harmonis. Masing-masing dari keduanya menjaga kehormatan, harta, jiwa, dan rahasia pasangannya agar tidak tersingkap sedikit pun sehingga terjarah oleh mulut dan mata.

Keduanya juga merupakan penjaga; masing-masing menjaga pasangannya dari perbuatan keji dan buruk, seperti halnya pakaian menjaga pemakainya dari panas dan dingin.

Rasulullah saw bersabda:
"Jika seorang hamba menikah maka ia telah menyempurnakan setengah dari agamanya. Karena itu, bertaqwalah kepada Allah untuk menyempurnakan setengah yang tersisa." (HR. Baihaqi)

Subhanallah, setengah agama telah sempurna dengan menikah. Eits, tapi menikah yang seperti apa dulu? Makanya nih, kita sebagai seorang muslim harus memperhatikan dengan seksama dalam memilih pasangan hidup dengan baik, dan setelah itu melaksanakan istikharah sebagaimana yang disyariatkan; shalat dua rakaat kemudian membaca doa yang diajarkan Rasulullah. Lalu apa yang dihasilkan sesudah itu, maka itulah kebaikan. Berikut ini doa istikharah, sebagaimana Bukhari meriwayatkan dalam Shahihnya:

"Ya Allah, sesungguhnya, aku memohon kebaikan kepada-Mu dengan ilmu-Mu, aku memohon kemampuan kepada-Mu dengan kekuasaan-Mu dan aku memohon kepada-Mu dari anugerah-Mu yang Agung. Sesungguhnya, Engkau Mahakuasa sedang aku tidak kuasa, Engkau Mahatahu sedang aku tidak mengetahui, Engkaulah Zat yang Maha Mengetahui perkara yang gaib.
Ya Allah, apabila Engkau mengetahui bahwa urusan ini (dengan menyebutkan persoalannya) adalah baik bagiku dalam agamaku, kehidupanku, dan akhir urusanku-atau beliau bersabda, 'Di dunia atau akhirat'- maka tentukanlah untukku, mudahkanlah jalannya dan berkelahilah aku didalamnya.
Dan apabila Engkau mengetahui bahwa urusan ini adalah buruk bagiku dalam agamaku, kehidupanku, dan akhir urusanku -atau beliau bersabda, 'Di dunia atau akhirat'- maka jauhkanlah ia dariku dan jauhkanlah diriku darinya, tentukanlah untukku apapun yang terbaik, kemudian ridhailah aku dengannya. (HR. Bukhari:1166)

Disebutkan juga dalam kitab 'Nahnu Al-Mu'ammarun'  "Wahai anakku, percayalah kepadaku, pernikahan itu di antara yang paling utama memanjangkan usia, dan mengantarkan kepada kehidupan langgeng lagi tertata. Kehidupan rumah tangga kerap kali dilingkupi oleh keletihan, entah karena anak-anak atau beban pekerjaan rumah. Namun bagi orang yang telah menikah, itu semua dirasainya dengan penuh keridhaan, ketenangan dan kepuasan jiwa."

Rasulullah saw bersabda:
"Ada tiga golongan yang pasti ditolong oleh Allah atas mereka yaitu: mujahid di jalan Allah, Al-Mukatab (seorang budak yang ingin memerdekakan diri dengan cara bekerja keras) untuk melunasi hutangnya dan orang yang menikah demi menjaga diri dari perbuatan maksiat." (HR. Tirmidzi : 3218)

Subanallah, Maha suci Allah..
See? Betapa indahnya menikah. Setengah agama sempurna, mendapat pakaian terindah, senantiasa ditolong Allah pula. Apalagi coba? Bahkan nih Ibnu Mas'ud berkata, "Seandainya tidak tersisa dari umurku melainkan hanya sepuluh hari, sungguh aku lebih suka untuk menikah. Agar aku tidak menjumpai Allah dalam keadaan membujang."

Hayoo, masih butuh motivasi untuk menikah? Coba sesekali ikut acara daurah pranikah, dan rasakan sensasinya. Hati tuh langsung bergetar dan berbisik "Aku ingin menikah"

Finish...
Next?
Bahasan selanjutnya itu,
c. Memuliakan Insting Biologis

Alhamdulillah, tunggu postingan selanjutnya yaaa =D

Wassalamu'alaikum wr.wb.

Selasa, 22 Oktober 2013

Saya Pernah "Masuk" Penjara

Innalillah, judulnya serem amat yah. Masuk penjara?? Seriusan?? Beneran??

Hmm, iya bener. Saya pernah "masuk" penjara.

Eh opening dulu ya sebelum mulai ceritanya. Penasaran kaaannn??

Bismillahirrahmanirrahim.
Assalamu'alaikum wr.wb.
Ikhwatul iman, salam manis selalu dari anak(?) yang manis. Ehehe..

Kita mulai nih ceritanya..
Beneran masuk penjara?? Qo bisa?? Kena kasus apa?? Berapa lama?? Ngelakuin kejahatankah??

Yupp, bener. Saya beneran masuk penjara. Tepatnya LAPAS WANITA yang di Sukamiskin, Bandung.
Kapan? Kalo ga salah Bulan Ramadhan tiga tahun yang lalu. Waktu itu saya masih kuliah semester 4.

Kenapa hayoh? Kasus apa yang bisa membuat saya masuk penjara?
Perempuan, pake kerudung, masuk penjara, bulan Ramadhan pula. Halooo, apa kata dunia???

Gini nih ceritanya...
Waktu itu semester 4 lagi lumayan sibuk-sibuknya. Apalagi termasuk panitia PPSMJ* (ospek kl bahasa umumnya mah) seksi acara pula. Mondar-mandir sana sini ngurusin panitia+calon mahasiswa.
Disaat yang sama, saya masih aktif jadi remaja masjid yang deket rumah. Masjid yang udah membesarkan dan menumpahkan semua ilmunya untuk "perjalanan" selanjutnya.

Trus? Qo bisa mahasiswa aktif gitu masuk penjara?

Iyeee, sabar nape. Kan ini juga lagi diceritain.

Hmm, teruuuss.
Karena saya notabene termasuk orang yang susah diem dan rasa penasarannya gede. Saya terimalah tawaran temen seperjuangan yang dimasjid buat masuk LAPAS*(alias penjara)
Ngapain? Diajakin masuk penjara qo mau?
Iya, saya ikut dengan senang hati, ikhlas..

Sebenernya kegiatan itu mungkin termasuk salah satu proker pemudi salah satu organisasi islam.
Karena diajakin berpartisipasi, ya saya terima. Walaupun benturan sama jadwal dikampus, jadi saya ikut sebisanya.
Ngapain? Disana kita diminta buat ngajar ngaji. Yah, ngajarin "penghuni" sana buat belajar Al-Quran dan pengetahuan islam yang dasar.
Pertama masuk lapas, takuuut bgt. Kita digeradah dulu sama petugas lapasnya. Ga boleh bawa "sesuatu" yang dilarang. Yang boleh dibawa ya buku, Quran sama pulpen. Yang lainnya ditahan, disimpen and bisa diambil lagi ntar pas mau keluar.
Abis itu, baru deh kita digiring masuk kesebuah aula yang lumayan cukup gede. Disana udah penuh sama penghuni lapas yang semuanya perempuan (iyalah namanya juga lapas wanita. Hhe)
Kebiasaan nih, setiap masuk tempat baru saya selalu adaptasi mata dulu. Liat sekeliling ruang persegi itu dengan perasaan campur aduk.
"apa ya yang mereka lakuin sampe harus 'tinggal' ditempat ini?"
"kasus besar? Kasus kecil? Pemb.."
Ah, ga berani lanjutin kata-kata itu. Serem, merinding.
Udah liat tempat, sekarang coba ngamatin subjeknya. Hmm, tua-muda dengan berbagai usia ada disini. Usia belasan juga ada, cantik malahan. Usia lanjut banyak.
Ya Rabb, aku merinding.

Dengan masih pake seragam lapas, mereka pake kerudung sekenanya. Itu yang ngebuat ilang pikiran aneh yang ada dikepala ini. Mereka juga hamba-Mu. Hamba yang juga lemah.

Acara pembukaan dimulai dengan baca Al-quran oleh salah satu dari penghuni lapas. pake mic loh, jadi suaranya kedengeran sampe ujung ruangan itu. Menggema, dan bacaannya tartil. Subhanallah..
Setelah itu, mereka dibagi-bagi berdasarkan tingkatan Iqro. Yang iqro 1 kumpul sama iqro satu, dst.
Waktu itu saya kebagian yang iqro dua sama tiga kalo ga salah. Berdua sama temen, dimulailah perkenalan.
Dengan wajah ceria, mereka mulai perkenalan diri. Eh seriusan loh, saat itu tingkah mereka beneran kaya anak TK. Padahal sebenernya umurnya rata-rata diatas 30an. Asli loh ini, bneran kaya anak kecil..
"Bu guruuuu...!!"
Yah, mereka panggil kita "bu guru" padahal umur kita mungkin seumur sama anak mereka.
Udah coba dikasih tau, "bu, panggilnya neng aja ya"
"ah ga mauuu, maunya panggil bu guru aja"
Hmm, jadi we kita panggilnya "pa ibu-ibu" lucu,,
Mereka beneran pengen blajar ngaji, walaupun masih iqro dasar tapi pengen bisanya tuh bener-bener.
Terbata-bata, pelan, tapi pasti (hhehe)
Kalo kita kecepetan, tanpa ragu mereka interupsi, "bu guruuu, jangan cepet-cepet. Aku belum apal,"
Waktunya ga lama, cuma sejam setengah kira-kira kita bisa bareng-bareng. Dan untuk pertemuan selanjutnya, kita kasih PR hafalan surat pendek, surat at-takatsur.

Oh iya lupa ngasih tau. Kegiatan ini dilakuin seminggu dua kali, tiap hari senin sama kamis pagi, jam setengah 8 kalo ga salah.

Pertemuan selanjutnya, seruuuu...
Masih rangkaian acara yang sama, setelah pembukaan langsung kumpul perkelas.
Nahloh, saya bingung dan belum apal orang-orang yang kemaren jadi murid saya (eh murid, atau apa ya? Hhe)
Tapi mereka yang liat muka bingung kita, manggil dengan suara lucu.
"bu guruuuu!! Bu yuliiii!!! Kita disiniiii.." sambil ngacung-ngacungin tangan.
Hho, beda posisi dari pertemuan sebelumnya, jadi bingung.
Subhanallah, terharu da beneran. Mereka inget sama saya. T.T
Setelah absen, kita mulai belajar ngaji lagi perorang. Walaupun agak lama n lupa, tapi mereka cukup inget huruf yang dipelajarin sebelumnya.
Beres semuanya, setor hapalan nih.
Lucunya, mereka buka catatan masing-masing. Kertas kecil yang ada tulisannya (yaiyalah, masa ada gorengannya, hhaha..)
Surat at-takatsur yang ditulis pake huruf latin, tulisan tangan sendiri.
Tanya nih, "siapa yang udah apal? Sini langsung dites.."
"bu guruuu, aku apal tapi ada yang belum apal. Bantuin yah."
Ehehe, apal tapi belum apal? Jadi??

"iya bu boleh, nanti dibantuin,"
Maju deh itu ibu. Dengan khasnya orang ngapalin, beliau coba inget-inget. Tapi ada curangnya juga, kadang catetan kecilnya dibuka-buka. Walaupun ketauan, tapi terus aja dibuka kalo pas ada yang lupa, sambil senyum.
Ini seriusan lucu, saya banyak belajar juga dari beliau-beliau.
Kalo belum nyampe ayat terakhir, mereka belum nyerah.
Ada juga yang beneran blank, dan minta waktu buat ngapalin lagi.
Dari saat itu, ilang deh kesan-kesan "horor" dan ga mau tau apa penyebab kenapa mereka bisa masuk dan dikerem ditempat ini.

Ada yang lucu lagi nih.
Pas lagi setoran hafalan, ditengah ayat, beliau lupa. Dan saya coba bantu, tapi beliau malah ngomong pelaaaann bgt. Mau tau apa yang dibilang ibu itu??
"bu guruuu, cantik ih!"
Aiihh, merah deh ni muka dibilang cantik, ahaha, GR..
"bu guru, aku punya anak yah, laki-laki. Sekarang di Jakarta. Cocok deh!"
Ah subhanallah, kaget. Brasa disamber sesuatu.
Cuma bisa senyam-senyum deh.
"ayo bu lanjutin lagi hafalannya, sampe selesai"
"lupa ah buguru. Nanti aja ya minggu depan:)"
Yah, bisa apa lagi. Ga bisa maksa juga. Hhe..

Pertemuan selesai, kasih hafalan lagi deh buat PR nya.

Pertemuan selanjutnya, sedih ga bisa ikut. Karna harus ngampus, jadi absen ga ke lapas deh.
Beberapa pertemuan absen, baru bisa ikut lagi pas closing.

Hmm, sedih pisah sama penguni lapas yang udah jadi temen.
Bahkan sampe akhirpun sikap mereka masih sama, kaya anak kecil.
Mereka tetep nganggap diri sebagai murid kecil, dan kitalah guru yang dewasa.
Sedih ih, masih pengen banyak belajar dari mereka.

Nahhh, itulah cerita kenapa saya bisa "masuk" penjara.
Pengalaman yang ga bisa dilupain lah. Walopun sebentar, tapi berharga bgt. Bisa berbagi sedikit ilmu dan cerita sama mereka.

Alhamdulillah wasyukurillah.
Ada hikmah besar dibalik pengalaman kecil itu.
Apa?
"Kejahatan itu bukan hanya karena niat dari pelaku, tapi karena ada kesempatan. Waspadalah!! Waspadalah!!"
Ehh, itu mah pesennya dari bang napi yah. Hhaha.

Berfikir sejenak, ternyata bekal agama sejak dini itu penting.
Seorang Ibu itu guru pertama dan utama. Dan rumah itu lembaga pendidikan yang utama dan pertama juga.
Kalo seorang anak dari kecil mulai dikasih tau perbedaan mana yang haq dan mana yang bathil. Dibesarkan dengan agama, dan lingkungan yang baik. Insya allah sampe besar pun selalu punya prinsip. Jadi terjauh dari hal-hal negatif, entah itu besar atau kecil.
Bukan bermaksud menjudge bahwa mereka yang ada disana salah dan tidak mengenal agama, hanya saja mereka kurang paham. Jadi belum terlalu bisa mengontrol hati, nafsu dan amarah.

See?? Betapa pentingnya "bekal" itu.
Untuk seorang laki-laki, yang nantinya akan menjadi seorang suami bagi istrinya, dan ayah bagi anak-anaknya.
Untuk seorang perempuan yang juga nantinya akan menjadi istri bagi suaminya, dan ibu bagi anak-anaknya.
Ilmu itu penting, PENTING!!!
Bukan cuma buat diri sendiri, tapi buat orang sekitar juga.
Sebanyak apapun ilmu yang kita punya, ga akan pernah kerasa berat kan kalo dibawa kemana-mana?
Beda kalo bawa emas sekarung. Duh beraaatt pasti..
Tapi inget nih. Sebanyak-banyaknya ilmu, tetep "nothing" kalo ga ber"manfaat" and ga di"amal"in.

Saling mengingatkan udah jadi kewajiban kita nih.

Alhamdulillah, selesai deh ceritanya.
Ada salam dari temen-temen saya "disana" buat temen-temen semuanya..

Wassalamu'alaikum wr.wb.

Salam unyu^^

Senin, 21 Oktober 2013

Bekal Pengantin #1 [Pernikahan adalah salah satu nikmat Allah atas hamba-Nya]

Bismillahirrahmanirrahim..
Assalamu'alaikum wr.wb.

Read and share yuuu..
Waktu book fair dibraga tanggal 2 Oktober kemarin, aku beli buku nih. Tadinya cuma mau beli buku "Fiqih Wanita", tapi pandangan pertama langsung tertuju sama buku cantik bernuansa ungu yang dipajang disana. Karena diskonnya gede-gedean, jadinya beli 2 buku deh. "Bekal Pengantin" sama "Mukhtashar Fiqih Sunnah" karya Sulaiman bin Ahmad bin Yahya Al-Faifi. Fiqih Wanitanya jadi dipending dulu, soalnya dua buku ini aja kayanya bakal lama khatamnya. Hhehe..

Yang lagi dicicil sekarang tuh "Bekal Pengantin" yang ditulis oleh Mahmud Mahdi Al-Istanbuli, penerbitnya AQWAM. Nah biar bacanya jadi manfaat, coba dishare juga dikit-dikit. Jadi yang ga punya bukunya secara fisik bisa tau juga kaannn.

Aku share persub bab aja ya. Biar bisa dipahami n ga terlalu panjang.

Bismillah, yu mulai..

KEHIDUPAN BERUMAH TANGGA ITU IBADAH
a. Pernikahan adalah salah satu nikmat Allah atas hamba-Nya
Waaahh, judulnya aja subhanallah yah. Bayangin betapa gersangnya bumi ini kalo kosong dari kesenangan. Eits, kesenangan seperti apa dulu nih?? Karena itulah Allah meliputi seluruh insting kekekalan dengan sebab-sebab kesenangan. Nah tugas kita buat renungin hikmah itu dengan tujuan Allah agar lebih mulia. Karenaaa, cabang yang baik itu tidak akan muncul kecuali dari akar yang baik pula*(Al-Hayah Az-Zawjiyyah).

Kita berhadapan dengan sebuah ayat mulia, ayat yang tengah memancarkan cahaya, menebar kasih, mengguncang kejujuran dan kekuatan. Satu ayat dari rangkaian utuhnya yang dibawa oleh Rasulullah saw semenjak 14 abad yang lalu. Memberi pernyataan bahwa wanita merupakan bagian dari tanda-tanda kekuasaan Allah yang Dia ciptakan dari (belahan) jiwa kaum laki-laki, bukan sebagai pelayan. Tercantum dalam firman Allah: "Dan diantara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu istri-istri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya di antaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda bagi kaum yang berfikir." (Ar-Rum:21)

Istri itu tempat suami melabuhkan dirinya. Setelah seharian cape-cape kerja, dipenghujung lelahnya ia kembali keperaduannya, siapa lagi kalo bukan istrinya. Dengan penuh kasih, sang istri menyambut suami dengan rona wajah berseri. Disaat itulah, suami menemukan pendengar setia yang menyimak segala kisah dengan penuh empati, hati yang penuh kasih, dan tutur kata yang manis nan lembut, meringankan beban berat yang dipikulnya bahkan menyirnakannya.

Istri itu tempat yang paling tentram buat suami. Tempat berteduh, melepas dahaga, memuaskan hasrat dalam naungan cinta, suka dan kesucian.
Begitu juga dengan suami, tempat paling dinanti. Bisa bayangin ga lelahnya suami atau istri yang selama berjam-jam bergelut dengan pekerjaannya diluar rumah? Lelaaahhh pastinya. Namun kita sebagai pasangannya harus mampu menghadirkan ketenangan, bahkan meringankan segala penat dan letihnya.
See?? Begitu indahnya pernikahan, salah satu nikmat Allah terdahsyat untuk hamba-Nya..

Alhamdulillah..
sub bab ini selesai deh, smoga seengganya bisa berbagi sedikit ilmu ya..
Aamiin..

Next pembahasan -> b.motivasi untuk menikah

Minggu, 20 Oktober 2013

Ketika Malam-Mu Datang


Membuka lembaran mimpi dengan doa..
Buang semua penat yang memenuhi batin..
Terlelap sementara untuk sebuah mimpi yang indah..
Berdoa, pada Dia yang Maha Segalanya..
Ya Rabb,,
Bahagia-Mu menyentuh hidupku..
Karunia-Mu terlimpah padaku..
Izinkan wangi surga untuk selalu kucium..
Izinkan kasih sayang-Mu selalu mengalir tiada henti..
Dan izinkan aku tersenyum berdzikir mengingat-Mu..
Ya Rabb,,
Hamba tahu siapa sebenarnya diri ini..
Nista, lemah dan kotor..
Selalu berlumur dosa dan hawa nafsu..
Tak pantas rasanya banyak meminta..
Tapi keyakinan ini pada-Mu,
Engkau Maha dari segala Maha..
Bandung, 21 Mar '08

Kuliah VS Kerja


Assalamu’alaikum wr. Wb.
Pakabar nih cemancemaaannn??
Postingan kedua ni judulnya,

KULIAH VS KERJA

Hha, judul apaan ini yah??
Share dikit nih pengalaman pribadi yang udah ngalamin keduanya.
Hmm, kuliah ituuu... (*buka kamus)
Menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia), kuliah mempunyai arti “pelajaran yang diberikan” atau “ceramah”. Nah loh, seumur-umur baru tau kalo kuliah itu ceramah. Berarti dosen juga bisa disebut sebagai Da’i dong. ^^v
Bisa kuliah itu subhanallah kesempatan yang  luar biasa loh. Bersyukur bisa ngerasain jenjang pendidikan yang satu ini. Karena setiap anak pasti punya cita-cita yang tinggi. Inget kan waktu jaman SD dulu kalo ditanya cita-cita? “aku mau jadi dokter! Guru! Pilot! Polisi! dll.” Ga ada tuh yang ditanya cita-cita dan dengan santainya milih cita-cita yang ga tinggi. Dan untuk mencapai cita-cita itu harus dengan pendidikan, pendidikan yang tinggi pula. Dan biaya untuk kuliah?? Ohhh, mahalnyaaaaaaa..
Makanya nih, syukur alhamdulillah bisa ‘nyicipin’ kuliah. Sampe tamat pula, sampe bisa pake toga. Ehehe..
Oke, next...
Kuliah jadi tenaga medis sebenernya emang udah cita-cita dari kecil. Tapi dulu minatnya di farmasi, bukan analis. Tapi rencana Allah memang selalu lebih indah. Dengan skenario yanng luar biasa, tanpa diduga tanpa disangka, masuklah ke’Poltekkes Jurusan Analis Kesehatan’ tanpa minat dan tau apa analis kesehatan itu, dan seperti apa prospek kedepannya setelah lulus. Lucu..
Kuliah itu rasanyaaaa..
“menyenangkan, banyak temen yang juga sama-sama ‘kejebak ’ dikampus itu,”
“membosankan, dari pagi sampe sore digunung batu,”
“seru, jadi tau  dan ngerti hal yang bener-bener baru,”
“asik, ngerjain praktikum sambil main n ngobrol,”
“pusing, ngapalin nama latin bakteri, rumus kimia, istilah medis, dan banyak poqonya,”
“cape, dari rumah subuh nyampe rumah lagi maleeemm,”
“ngantuk, kalo teori kan diceramahin, hhe,”
“bosen, tiap minggu seengganya ngerjain 3 atau 4 laporan abis praktikum,”
“seneng, kalo ulangan dapet A atau ga B,”
“sedih, kalo ulangan dapet C apalagi ngulang,”
Ah kayanya bisa ngalahin tembok cina deh panjangnya kalo diurain semua. Yang penting, kuliah itu unforgetable moment. Ketemu temen tiap hari, ketawa-ketiwi (ihihi..), semua deh dilakuin bareng-bareng. Apalagi waktu kuliah ikutan banyak organisasi, jadi kuliahnya ga monoton. Ditengah kuliah rapat, ngerjain proker, uncag-incig bikin acara yang memahasiswa (*apa sih? Hha) poqonya asiiikkkk..
Tapi pas diakhir semester, kerasa bange tuh pusingnya. Pengen cepet lulus tuh beneran lah. Pengen cepet kerja n punya uang. Hhaha..
Yakin deh, pasti semua mahasiswa ngerasain hal yang sama, yakin 99,9999% deh.

Dan setelah lulus, jrengjeeeenggg..
Alhamdulillah langsung dapet kerja sebelum wisuda.
Dan kerja itu adalaaahhh... (*buka kamus lagi)
Menurut KBBI lagi nih, kerja adalah kegiatan melakukan sesuatu; yang dilakukan (diperbuat); sesuatu yang dilakukan untuk mencari nafkah; mata pencaharian; dll.
Hmm, komen apa ya? Emang begitulah kerja. Pertama masuk kerja tuh perasaannya seneeeng bgt, akhirnya bisa sampai step ini. Bisa nyari uang sendiri dengan keringat sendiri.
Akhirnya paham deh analis itu apa. Kerja dirumah sakit dan ketemu banyak pasien dengan berbagai ‘penampakan’. Seru, kerjanya dimulai dengan ‘nyedotin’ darah, ‘noongan’ mikroskop, ‘mencetin’ alat, sampe ngeluarin hasil. Eh jangan salah loh, ngeluarin hasil lab tuh berat, harus bener-bener bisa dipertanggungjawabkan karena hasil itu sangat sangat mempengaruhi kondisi pasien kedepannya. Kalo hasil lab salah, akibatnya fataaaal!! Dokter bisa salah diagnosis, trus ntar nulis resepnya ga tepat, farmasi bisa salah ngasih obat, perawat salah tindakan, poqonya posisi analis bener-bener penunjang medis yang sama sekali ga ringan.
Dilain hal, pas kerja juga ngasih banyak pengalaman. Mulai dari dicurhatin, dipuji atau bahkan dibentak pasien maupun dokter.  Hmm, ini nih yang bikin kuat. Mesti sabaaarrr kalo ngadepin pasien yang ‘luar biasa’.
Sehari, seminggu, sebulan, sampe setaun kerja. Ngerjain hal itu-itu aja. SAMA. Dari rumah berangkat kerja trus pulang, tidur, bangun, kerja lagi, pulang lagi, tidur lagi, bangun lagi, ga ada abisnya. Beruntung punya kegiatan lain, dan yang penting selalu deket sama Allah. Kebanyang kalo idupnya jauh dari Allah, kaya zombie ntarnya.
Lagi jenuh-jenuhnya kerja tuh selalu inget kuliah. Pengen bgt rasanya bisa balik lagi ke masa-masa itu. Bisa kuliah lagi, ketemu temen-temen lagi, walaupun pusing tapi karena pusingnya bareng-bareng jadi dibawa asik-asik aja.
Tuh kaaann, yang kuliah pengen kerja. Eh yang kerja malah pengan kuliah. Itu tuh sifatnya manusia. Makanya nikamatin proses itu subhanallah penting hayoh. Step by step dirasain, disyukuri.
Jadi? Kuliah VS kerja. Mana yang menang?
Yang menang itu akuuu (*PD modeON) hhe

Alhamdulillah wasyukurillah,
Fabiayyi alaa’i Robbi kuma tukadzdzi ban,
“maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan?”
31 kali Allah mengingatkan dalam surat ar-rahman.
Bukan sekali, tapi 31 kali...
Masihkah kita mengeluh?? Walau berat, nikmati.. nikmati...

Terima kasih Ya Rabb, untuk segalanya...

Kamis, 17 Oktober 2013

Flower in Heaven

Assalamu'alaikum wr.wb.
Bismillah, postingan pertama nih. Terjun ke dunia blog dengan niat mau membiasakan diri buat konsisten nulis lagi. Udah lama vakum, bikin tangan jadi gatel. ehehe..
Tulisan pertama, mau nyeritain kenapa ngasih nama blog ini "Flower in Heaven"
Kenapa coba? Karena eh karena, pada jaman dahulu kala (brasa dongeng, hhe) belum suka tuh yang namanya nulis. Sukanya baca, baca dan baca. Sampe suatu saat, tergeraklah hati dan tangan untuk memulai kata pertama. Waktu itu tanggal 28 November 2006, dengan alasan yang sangat klasik. Umur 15 tahun, yang baru aja duduk dibangku SMA kelas 1. Taulah ya lagi masa-masanya apa. =D
Waktu itu mulai kagum dengan seseorang, yang sukses bikin perasaan ga karuan. Bingung cerita kesiapa, akhirnya buku dan pulpenlah yang jadi korban. Judul tulisan pertamanya ga perlu disebutin lah ya, getek. Ehehe.
Pas lagi pelajaran sejarah, pikiran terbang tuh ga tau kemana. Sampe terbesit kata "Bunga di surga". Biar kerenan dikit, pake bahasa inggris dah, "Flower in Heaven".
Yupp, siapa yang ga mau jadi bunga? Apalagi bunga disurga. Bunga yang cantik, indah, menawan, harum dan pastinya hanya penghuni surga yang bisa milikin bunga itu. Buat jadi bunga itu, pastinya susaaahh beudh. Harus harus harus terjaga. Itulah yang coba saya jaga sampe sekarang. Menjaga agar tetap terjaga. Prinsip yang simple, namun kuat.
Untuk mencintai, kita harus mampu menjaga. Menjaga diri sendiri dan menjaga 'dia' yang dicintai dengan selalu menghadirkan-Nya. Hingga tak sampai terbentuk hubungan yang sia-sia.
Alhamdulillah, sampai detik ini saya TIDAK PERNAH menjalin hubungan dengan lawan jenis HANYA dengan alasan CINTA di LISAN. Dengan berpegang prinsip, saya masih tetap ingin menjadi "Bunga di Surga" yang menunggu CINTA yang HALAL.
Nah itulah alasan kenapa pake kata "Flower in Heaven" disetiap tulisan yang saya tulis.
Tulisannya yang pernah saya tulis tercatat rapi dibuku yang sampe sekarang terjaga. Tulisannya sih kebanyakan dalam bentuk puisi yang jumlahnya sampe sekarang belum juga tembus angka 1000. Karena kelamaan vakum and dipengaruhi mood, jadi jarang oret-oret lagi.
Hmm, untuk detailnya sebenernya panjaaanng. Tapi untuk sekedar intro kayanya segini cukup. Hhe

Jazakallah untuk Allah Swt yang sampai saat ini selalu erat memegang tangan ini, walau terkadang pegangan tanganku sempat longgar.
Jazakallah untuk sumber inspirasi pertama, yang mengenalkan dunia lain untuk mengungkapkan apa yang tak mampu dikatakan.

Salam cantik (ceuilee.. hhe..)
Tunggu postingan selanjutnya yaa..
Mungkin bakal reshare tulisan dari apa yang pernah ditulis dibuku "Flower in Heaven"

Wassalamu'alaikim wr.wb.